- menasihati tak harus menanti sampai akhlak seperti malaikat, mendengarkan nasihat pun tak harus menanti setelah bermaksiat
- sindiran dan bentakan tak selalu berarti benci, pujian sanjungan juga tak selamanya menyukai
- bila menasihati harus menanti sampai diri tak miliki dosa lagi, mungkin hanya malaikat yang pantas memberi?
- bila mendengarkan nasihat harus sampai bermaksiat, bukankah sudah terlalu telat?
- mendengarkan nasihat itu bisa melembutkan hati, dan memberi nasihat itu adalah bagian dari keberanian dan kewajiban sebagai Muslim
- indahnya Islam adalah bahwa penasihat tidak harus lebih baik dari yang dinasihati, justru yang lebih baik senang meminta nasihat
- seharusnya memang yang menasihati tentu sudah harus melakukan hal yang diserunya, karena Allah benci perkataan yang tak dilakukan
- namun yang dimaksud dalam Al-Qur'an bukan menahan perkataan karena belum melakukan, tapi lakukan dan katakan, katakan dan lakukan
- pujian dan makian adalah nasihat yang sarat makna, yang bisa dijamah hanya oleh orang yang ikhlas hatinya
- bahkan terkadang seorang mukmin bisa lebih banyak belajar dari seorang yang buruk perangainya, mencegahnya berbuat yang sama
- namun bila ikhlas sudah hilang, setiap doa dan nasihat akan jadi hinaan baginya, akal tertutup rapat untuk mencerna apa saja
- bahkan teladan di depan mata berupa kebaikan tak dapat dilihat, yang tampak hanya kesalahan dan kealpaan, karena ia memang mencarinya
- obat tak selalu pahit, nasihat pun seharusnya diberikan semanis-manisnya, namun bila tak sanggup, yang harus niatnya manis
- dan bila nasihat itu tak mampu merubah menjadi baik, setidaknya telah mendekatkan kebaikan, bila tidak dia pun menjadi amal baik kita :)
30 Juni 2012
Memberi dan Menerima Nasihat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar