- “tidaklah aku meninggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih bahaya bagi kaum laki-laki dari fitnah kaum wanita” (HR. Bukhari)
- makhluk yg dianggap lemah bisa jadi adl yg paling kuat | begitulah sejarah menyaksikan jatuh bangun peradaban oleh wanita
- wanita laksana air, ia menyembuhkan lagi mematikan, ia lunak sekaligus keras | ia adl sumber tumbuh kembang peradaban
- karena itu Rasulullah juga berucap “Dunia itu perhiasan; sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah” (HR. Muslim)
- wanita itu pedang bermata dua, ia bisa jadi sebaik-baik perhiasan, pula sejelek-jelek fitnah | semua adalah pilihannya
- seorang laki-laki yang hebat dapat mengukir cerita dunia | namun ibu dan istrinyalah yang mengukir dirinya
- sebagaimana Muhammad saw memberikan jiwanya bagi dunia Islam | seperti itulah Khadijah memberikan jiwanya pada Muhammad saw
- sebagaimana Yasir mengorbankan nyawanya demi agama Allah | seperti itulah Sumayyah korbankan kebahagiannya demi Yasir
- sebagaimana Syafi'i menghafalkan Al-Qur'an selagi belia | Ibunyalah yang membacakan Al-Qur'an padanya saat dalam dekapan
- bagi suami, kemanakah lagi tempat berbagi, dimanakah harus mencari peraduan | istri adalah rumah tempat berteduh, baiti jannati
- secara pribadi, sungguh tidak terbayangkan bagaimana dakwah dapat berlangsung bila istri tidak memahami dan mendukung
- saat pergi dari rumah, istri bisa dipercayakan harta dan kehormatan diri | sepulang ke rumah, kehangatan sikap menanti, masyaAllah
- saat absen dari rumah, istri ajarkan buah hati apa yg diyakini abinya, yg diperjuangkan abinya | agar buah hati siap lanjutkan
- begitulah wanita yang dicemburui para bidadari, yang hanya mungkin ada apabila cinta dan sayang dijaminkan pada Allah
- telinganya patuh pada syariah, matanya menunduk pada kemewahan, tangannya lekas oleh pinta suami, wajahnya meneduhkan, aduhai
- herankan diri sendiri, saat seksamai suami-istri yang isi rumahnya tak jauh dari keributan, cekcok dan saling tak perduli
- bertanya pada diri sendiri, mengapa mereka dapat menikah pada awalnya? | mengapa rumah tangga tak ada isi kebahagiaan?
- lalu yakinkan diri, memang itulah beda cinta karena Allah dan nafsu sesaat | itulah rumah tangga tanpa dasar asas Islam
- suami tak hargai istri, istri tak perduli pada suami | suami anggap istri rendahan, istri anggap suami bertindak semaunya
- suami abai saat dibacakan ayat Allah dan lisan Nabi | istri pun tak punya ayat Allah dan lisan Nabi untuk nasihat
- adakah kebahagiaan dalam pernikahan yg tak dilandasi syariat? | mungkin kebahagiaan malah datang bila keduanya berpisah, naudzubillah
- itulah pentingnya menimbang diri dengan syariat, ikuti kajian-kajian sistematis, halqah-halqah ilmu sebelum memilih pasangan
- tundukkan diri dengan perkataan Allah dan Rasulullah | pantaskan diri untuk dapatkan pasangan yang diridhai-Nya
- teringat satu saat, sebelum menikahi ummu alila, saya membacakan satu hadits kepadanya untuk jadi salah satu panduan hidup
- "Ingatlah, aku telah memberitahu kalian tentang istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yg penyayang, banyak anak (subur), dan banyak berikan manfaat pada suaminya; yg jika ia menyakiti suaminya atau disakiti, ia segera datang hingga berada di pelukan suaminya, kemudian berkata “Demi Allah, aku tidak bisa memejamkan mata hingga engkau (suamiku) meridhaiku"" (HR Baihaqi) | subhanallah..
- indahnya rumah tangga yg dibangun Islam | bila sudah begini adanya, adakah alasan untuk ketiadaan romantisme rumah tangga?
- bila satu saat istri merajuk, atau mulai amarah, kami tinggal bicara "ummi ingatkah haditsnya?" | itu cukup untuknya meminta maaf
- dan bagi suami, mudah baginya memaafkan kesalahan istri, karena Rasul perintahkan bersabar dlm mendidik istri-istri
- suami taat syariat tak memanfaatkan kepemimpinan dirinya atas istri untuk menindas | namun digunakannya untuk muliakan istrinya
- karena selalu dia ingat ucap Rasul "yang terbaik diantara kalian adl yg perlakuannya paling baik pada istri-istrinya" (HR Ahmad)
- istri tak mau kecewakan suami karena Allah, suami pun terdorong muliakan istri karena Allah | duhai, inilah cinta karena Allah
- sayangnya, ini adalah kemustahilan bagi yang tak bangun pernikahan karena Islam | siapa yg mau ditaati bila Allah diingkari?
- jadi bagi yg belum menikah, binalah dirimu dalam halqah-halqah imu, niscaya pernikahanmu bagaikan mahligai bahagia bagimu
- bagi yang telah menikah, hati bukan terbuat dari batu, tak ada kata terlambat benahi diri dan ajak pasangan menggapai ilmu
30 Juni 2012
Istri Shalihah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar