10 Juni 2014

Antara Hawa Nafsu dan Syariat Allah

1. banyak yang malas belajar Islam, lalai memahami Islam | tapi pas dikasitau suatu hukum Islam malah menyalahkan yang ngasitau
2. lalu bilang kalimat semisal ini, "Jangan kayak gitulah, kalo gitu sih terlalu ekstrim" | atau bilang, "Islam itu toleran, fleksibel"
3. kalau yang bilang begini yang berilmu itu bener dan bagus | kalau yang bilang malah nggak pernah belajar agama, itu yang repot
4. karena kalimat-kalimat begitu hanya jadi pembenaran maksiatnya | lalu menyalahkan kebenaran hanya karena nggak sesuai sama dia
5. memang ada perkara syubhat (samar-samar) dan ikhtilaf (perbedaan) ulama dalam agama Islam | namun nggak banyak, dan ada dalilnya juga
6. lebih banyak lagi perkara yang udah jelas halal-haramnya, jelas hukumnya | dan dalilnya sudah jelas dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah
7. karena ada perkara keharaman yang masih dia lakukan, atau belum bisa berhenti | lantas yang disalahkan hukumnya, itu yang jelas salah
8. lalu dia berkata "ustadz ini ekstrim, terkalu men-judge" | padahal ustadznya mah hanya menyampaikan ayat dan hadits
9. lalu akhirnya perkara halal-haram harus ikut pada nafsunya | dengan alasan "Allah kan Maha Pengampun ya?" atau "Islam itu fleksibel"
10. dan definisi "Islam itu fleksibel-mudah-nggak nyusahin-toleran" diserahkan pada hawa nafsunya | bukan pada dalil dari Allah
11. nggak pernah mendalami Islam, tapi pas dikasitau, bilang "ustadz salah, ekstrim kalo begitu" | loh, loh, yang ustadz siapa jadinya?
12. tapi hal ini nggak pernah terjadi kalo si ustadz cuma menyarankan | perbanyak tahajud, tilawah, sedekah, dzikir, hormat orangtua
13. karena urusan sunnah nawafil, semua orang tau itu pilihan, bisa diambil bisa nggak | tapi urusan meninggalkan keharaman? berat bro..
14. sekali lagi menunjukkan bagaimana hawa nafsu kita banyak yang belum takluk | masih jadi tuhan lain dalam kehidupan kita semua
15. padahal Allah sudah perintahkan kita untuk mengikuti syariat | dan mengingkari hawa nafsu manusia untuk urusan aturan Allah
16. "maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka" (QS 5:48)
17. terus terang saya lebih respek dan lebih kagum sama yang masih maksiat, tapi sadar itu salah | masih maksiat, tapi niatan berubah ada
18. dia masih pacaran tapi ngelarang orang pacaran | masih riba tapi ngundang ustadz ke kantornya ceramah riba haram
19. dia masih punuk unta tapi selalu bahas hijab syar'i | dia tau dan sadar masih maksiat, tapi dia mau berubah, ini keren
20. kita bukan menyepakati ya, kita menyemangati agar mereka menyempurnakan ketaatannya | yang begini perlu dukungan, bimbingan dan waktu
21. tentu yang terpenting izin dan hidayah Allah agar mereka sempurna ninggalin maksiat | tapi sadar itu udah setengahnya dari kebaikan
22. yang begini kita dukung, kita dampingi, kita semangati | agar niatannya itu berubah jadi ketaatan penuh
23. yang jelas, beda dengan yang kita bahas di depan | sudah salah, malah nyalahin Allah, nyalahin ulama yang bawain hukumnya Allah
24. kebenaran hanya milik Allah, dan kewajiban kita taat | semua udah tertulis rapi di Al-Qur'an dan As-Sunnah, tinggal kita mau atau nggak
25. kalaupun belum mampu baik, jangan mencela kebaikan | lebih baik berdoa dikasi kekuatan berbuat baik, dan serius dalam mewujudkannya
26. tugas kita memahami aturan Allah bukan membuat aturan | mencari dalil halal-haram bukan membuat dalil halal-haram
27. "maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui" (QS 45:18)
lengkapnya boleh baca disini "Antara Hawa Nafsu dan Syariat Allah" >> http://felixsiauw.com/home/antara-hawa-nafsu-dan-syariat-allah/